KALI ILANG KEDUNGE PASAR ILANG KUMANDANGE - itulah yang dikatakan Kakeku waktu aku masih
kanak-kanak. Dan ternyata kini telah kejadian. Dulunya saat kakek ngomong
begitu Cuma tak dengarkan saja paling itu Cuma pengantar saat bercerita atau
mendongeng. Kalimat Kali “Ilang Kedunge Pasar Ilang Kumandange” disampaikan
disela-sela saat Eyang bercerita atau ndongeng kepada cucu-cucunya.
KALI ILANG KEDUNGE PASAR I.LANG KUMANDANGE yang berarti
Sengai gak ada cerukan yang dalam lagi pasar tak terdengar gemaya, Gitulah kira
kira.
KALI ILANG KEDUNGE’
Dulu sungai-sungai di tempatku banyak sekali terdapat cerukan-cerukan
yang dalam yang di tempat Aku tinggal sebut kedung, bahkan ada satu kedung yang
dalamnya pernah di coba dengan bambu Petung bamboo yang terbesar dan terpanjang
diantara jenis-jenis bamboo yang lain, yang panjangnya lebih dari 30 meter
tidak kandas kedasar sungai.
Waktu kanak-kanak dulu sering sekali mandi di kali dikedug
yang dalam. Senag sekali bisa berenag-renag dan bermain-main dengan teman-teman.
Yang paling aku senangi adalah terjun dari tebing dan mencebur keair kedung yang
dalam “Byurrrr…”. Sensasi yang luar
biasa Kurasakan, terlebih apabila terjunnya dari tebing yang paling tinggi,
yang tingginya mencapai 12meter, luarbiasa sngat menyenagkan. Serasa tak
puas-puas Aku melakukannya.
Namun untuk anak-anak sekarang hal itu sudah tiadak adalagi
karena sekarang Kedung-Kedung di sungai telah menghilang semua, semua telah
menjadi bantaran. Tak ada tempat yang dalam lagi di sungai untuk berenag-renang
dan bermain-main bagi anak-anak sebagaimana yang Aku dan teman-temanKu lakukan
saat kanak-kanak dulu, bahkan rata-rata anak-anak di kampungku sekarang ini tidak
bisa berenang. Karena Kedung-Kedung tempat untuk berenang-renag sudah
menghilang.
Entah mengapa sekarang sungai-sugai di kampungku kehilangan
cerukan yang dalam yang biasa di sebut Kedung yang dulu bayak sekai di jumpai
di sepanjang sungai-sungaidi kampungKu. Sekarang Kedung-Kedung itu telah
menghilang dan telah menjadi bantaran semua.
PASAR ILANG
KUMANDANGE…
Dulu pasar yang jaraknya kurang lebih dua kilometer dari
rumahKu suar-suar Orang-orang jual beli di pasar terdengar. Teriakan penjaja
obat/jamu di pinggir-pingir jalan saat itu terdengar dengan jelas.,Walaupun
tanpa pengeras suara. Karena memang saat itu belum banyak yang memiliki
pengeras suara alias pengeras suara masih barang yang sangat lngka.
Dulu bahkan sampai saatini pasar di tempat Aku paling ramai
lima hari sekali diantara legi, pahing, pon wage, kliwon pasar di tempat Aku
paling ramai yaitu setiap kliwon. Namun hari Kliwon sekarang pasar ditempatku tak
seramai dulu lagi, sekarang hampir tidak ada bedanya antara hari kliwon dan
hari-hari biasa.
Yang jelas berbeda antara sekarang dengan dahulu adalah
suara orang-orang di pasar dahulu terdengar dari rumahku yang jaraknya lumayan
jauh. Bahkan suara penjaja obat/jamu dipinggi-pingir jalan yang sekarang sudah mamakei
pengeras suarapun tak sampai terdengar di tempat aku tinggal. Entah apa yang
beda dulu dengan sekarang, apa yang mempengaruhinya? Muunkinkah perbedaan
udarayang jadi penhantar suara, dahulu dan sekarang berbeda? Entah apa penyebab
pastinya.
Yang jelas aku aku ingat dan kini aku tau bahwa terbukti apa
yang di katakana kakeku dulu “BAKAL ONO MONGSO KALI ILANG KEDUNGGE PAAR ILANG
KUMANDANGE”. Yang artinya kurang lebih SUATU SAAT AKAN TERJADI SUGAI GAK ADA
CERUKAN YANG DALAM LAGI/KEDUNGGE ATAU SEMUA MENJADI BANTARAN GEMA PASAR TIDAK
TERDENGAR LAGI.
Posted by 8:44 AM and have
0
komentar
, Published at
No comments:
Post a Comment